Saya cuma mau berbagi pengalaman. Alloh menyarankan kita untuk menceritakan nikmat yang kita terima untuk menunjukkan bahwa Alloh lah yang memberikan nikmat, tentunya dengan niat yang dijaga supaya nggak riya.
Jadi gini, saya sekitar 2 bulan yang lalu sempat naik taksi ke arah Senen untuk beli barang pesanan Mama. Tanpa diduga, ketika berhenti di lampu merah Tugu Tani, taksi yang saya tumpangi ditabrak mobil dari belakang. Ternyata yang nabrak salah satu teman kantor. Saya nggak mau menegur, karena saya ingin melihat itikad baiknya. Ketika sang sopir mau minta ganti rugi, teman kantor saya itu dengan setengah memaksa ditambah wajah garangnya memberi uang ganti rugi 200 ribu. Ketika sang sopir kembali ke mobil, dia langsung bilang, "males saya urusan sama orang2 kayak gitu". Sesaat kemudian, terjadilah percakapan singkat dari Tugu Tani ke Senen. Ternyata dia tadi malas berurusan dengan teman kantor saya tadi karena dikiranya tentara (memang teman saya ini wajahnya agak garang hehehe). Dia lalu bercerita kalau dia nggak mau cari masalah juga, apalagi setelah naik haji, dia ingin berusaha menjadi orang yang sabar. Dia pun cerita tentang sulitnya hidup. Ujung cerita, dia bilang kalau biaya yang dibutuhkan untuk sekadar membetulkan bumper sekitar 500 ribu. Karena dia cuma dikasih 200 ribu, saya pun merasa iba. Saya pun memberi sejumlah uang untuk membantu dia.
Tanpa diduga sekitar sebulan kemudian, saya ditunjuk oleh bagian di kantor saya untuk dinas ke Australia. Subhanalloh. Saya yakin inilah nikmat yang Alloh janjikan. Kenapa begitu? Karena pada awalnya, orang yang mau pergi ke Australia dalam rangka dinas itu awalnya mas Haris sebagai penulis utama dan saya sebagai asisten penulis. Karena satu dan lain hal, kepala Biro saya, Pak Wijoyo, juga ingin ikut. Secara logika, karena dia kepala biro dan mas Haris sebagai penulis utama, harusnya mereka berdua yang pergi. Tapi entah bagaimana ceritanya, jadinya Pak Wijoyo dan saya yang berangkat ke Sydney. Bukankah itu sebuah nikmat? Saya pun mendapat uang perjalanan dinas yang jumlahnya hampir 100 kali lipat dari yang pernah saya berikan pada sopir taksi kala itu. Inikah janji Alloh? Saya yakin itu pasti. Segala puji memang hanya milik Alloh semata.
subhanallah Oki ruar biasa, baek ati banget :D, iya Allah memang akan menggandakan nikmatnya, caiyo oki tetep down to earth ya jgn sombong
BalasHapus