31 Januari 2008

Anggota baru di keluargaku

Hari ini, tanggal 31 Januari 2008, tepat 3 hari sebelum saya ulang tahun nanti (oops..) saya berubah status menjadi seorang Om. Senangnya. Ponakan perempuan yang belum saya tahu namanya karena usianya belum satu hari akan mengisi hari2 saya kelak dengan "Om, mana permen buat saya? Katanya mau ngasih..." dengan gaya yang manja. Wah, kebayang kan. Lucunya. Jadi pengen deh berkeluarga, walaupun kenangan pahit berkeluarga masih melekat di otak. Tapi saya harus bisa menjalani itu. Toh bagian dari sunnah rasul juga kan?

Ibu tadi cerita, kakak saya waktu melihat proses persalinan istrinya sampai tidak sanggup, bahkan sampai menangis. Ibuku geli, karena waktu kakak saya melihat binatang kurbannya disembelih saja sudah menangis, apalagi ini.

Saya sampai terbayang, betapa berat dan sakitnya perjuangan ibu ketika melahirkan. Itu saja bukan permulaan. Mulainya kan dari sejak mengandung, belum pas nanti disapih selama 2 tahun, dst. Wajar saja kalau kita durhaka, neraka menanti.

Hidup ini terasa cepat berlalu. Bayangkan saja. Rasa2nya masih belum terlalu lama saya sekolah SD, tiba2 sudah kuliah. Sekarang sudah bekerja, eh tiba2 dapat ponakan. nanti tiba2 menikah, eh tiba2 punya anak, dst. Hidup selalu berjalan tanpa kenal henti. Yang penting sekarang, bagaimana hidup kita dinilai sebagai ibadah, jadi menjalani hidup nggak sia2. Semoga Alloh melindungi kita dari segala perbuatan dosa. Amin.

Wafatnya Pak Harto, The Smiling General

Pak harto wafat.
Berita yang sangat menggemparkan. Saya sempat menangis karena terharu dan terkenang akan masa keemasan kepemimpinan beliau, serta jasanya yang tak terhitung bagi bangsa ini, tanpa menafikan beberapa hal yang pernah dilakukannya terkait dengan HAM di masa lalu. Tapi bagi saya pribadi, sudahlah. Maafkan sajalah. Toh beliau sudah berpulang. Tugas kita yang masih hidup dan terutama yang muslim, mendoakan semoga beliau diterima di sisi Alloh SWT, dimaafkan segala kesalahannya, dan tidak usah mengungkit2 masa lalu. Yang penting, bagaimana kita menyelesaikan persoalan bangsa yang pelik ini. Kalau kita hanya sibuk berkoar2 memprotes kesalahan orang dan nggak bertindak secara nyata, sama saja bohong. Kalau mau bicara politik akan sangat panjang dan nggak habis2. Daripada kita sibuk memenuhi otak kita dengan pikiran2 jelek dan mengingat2 kesalahan orang lain, lebih baik kita introspeksi, apa yang sudah kita lakukan selama hidup, bekal apa yang sudah dipersiapkan untuk mengahadapi hari perhitungan yang mahaadil, dll. Itulah yang diajarkan Islam.

Bagaimanapun, Pak Harto merupakan tokoh yang selalu akan dikenang dan yang pasti, tercatat dalam sejarah. Seorang pemimpin besar yang layak dihargai. Bukankah bangsa yang besar merupakan bangsa yang menghargai pahlawannya?

Libur tahun baru

Libur tahun baru? Ngapain ya? Yang jelas, selama dua hari di tanggal 29 dan 30 Des, saya mendapat 4 undangan perkawinan, baik dari teman sekolah maupun teman kantor. Yang 1 di jakarta, yang 3 di Bandung. Demi kemaslahatan perut, saya memutuskan ke Bandung sambil melewatkan tahun baru di sana. Saya menyewa rumah istirahat yang disediakan kantor. Harus daftar dulu sih. 3 bulan sebelumnya. Penuh perjuangan, karena peminatnya sangat banyak dan kami harus berebut daftar melalui intranet kantor. Alhamdulillah dapat.

Selama 2 hari, saya hanya berpindah dari satu perkawinan ke perkawinan yang lain, tentunya diselingi dengan wisata kuliner dan ngubek2 FO dong. Hari ke-3 cuma diisi dengan jalan2 keliling Bandung sambil mengajak teman2 kantor. Malam hari saya sempat sowan ke tempat Bapak sekaligus mengantar hadiah tahun baru, yaitu berupa tongkat. Tongkat Bapak ternyata selama ini sudah rusak dan tidak diganti2.

Malam tahun baru saya habiskan di rumah istirahat karena hujan yang sangat lebat. Tapi saya sudah cukup senang, karena beberapa orang sejawat menyalakan kembang api yang tidak kecil dan tentunya cukup spektakuler yang sayang sekali untuk dilewatkan begitu saja. Siang harinya, saya pulang ke Jakarta, lagi2 untuk menjalani rutinitas yang seharusnya dan tentunya bersiap2 menyambut libur panjang lagi dalam 9 hari ke depan.

Libur tahun baru Muharram

Libur lagi. Saya mampir tempat saudara2 di Semarang, karena terkahir ke sana setahun yang lalu, tepatnya tgl 1/1/2007, bertepatan dengan pernikahan sepupu saya. Di sana saya menginap tempat budhe. Hari kedua dan ketiga saya menginap bergantian di rumah sepupu2 saya. Menyenangkan sekali, karena sudah lama nggak bernostalgia dan bertukar pikiran dengan mereka. Buktinya, wawasan saya untuk mengembangkan sektor riil semakin teruka lebar, terbukti dengan komitmen yang akan dijalankan oleh kami untuk membentuk usaha di bidang makanan. Insya Alloh berjalan lancar.

Di sana, saya juga bertemu dengan keponakan2 yang banyak dan lucu2 tingkah polahnya. Jadi kepikiran pengen berkeluarga. Tapi belum ada calon :p

Di ujung liburan, saya sempat khawatir kalau uang tidak akan cukup karena terlalu seringnya traveling yang saya lakukan selama satu bulan ke belakang. Belum lagi jarak gajian Desember dan Januari 40 hari, karena waktu bulan Desember, tanggal gajian pas hari libur, jadi dipercepat pembayarannya. Belum lagi saya tukar tambah HP dengan sepupu saya karena ingin membantu keluarganya yang ingin menghibur anak2 mereka yang baru mendapat juara kelas di TKnya. Belum lagi, pas mau pulang, saya ketinggalan pesawat karena beberapa alasan. Akhirnya saya harus membeli tiket lagi. Pengeluaran jadi bertambah besar. Akhirnya, seminggu sebelum gajian, saya menyerah dengan keadaan dan meminjam uang ke teman untuk bertahan sampai gajian, itupun setelah menguras semua isi tabungan. Setelah kejadian itu, saya langsung membuat rencana keuangan yang cukup matang kalau boleh dibilang. Yang jelas saya nggak mau uangnya nggak barokah dan menguap begitu saja. Habis hanya untuk foya2. Alhamdulillah kemarin sih uangnya habis untuk menjalin silaturahmi dan kebutuhan primer dan sekunder, bukan untuk sesuatu yang mudharat. Jadi teringat lagu "bing beng bang yok kita ke bank, bang bing bung yok kita nabung..." :D

Perjalanan liburan Idul Adha yang menegangkan dan melelahkan

Lama nggak nge-blog. Kangen juga jadinya. Mau cerita apa ya?

Mulai dari Lebaran Haji kali ya. Waktu pentas nari di Bali November lalu kan sempet hampir telat ngejar pesawat tuh. Nah, pas mau ke Papua untuk merayakan Idul Adha, kejadian serupa terulang lagi. Gara2nya, hujan deras dari siang tgl 19/12 itu, sampai2 jalanan macet nggak karuan. Dari kantor ajm 17.30, sampai Plasa Semanggi jam 19.10. Belanja sebentar, beli mangga titipan kakak ipar, langsung meluncur ke kosan. Walaupun lama banget nunggu taksinya gara2 hujan, tapi akhirnya sekitar jam 20.20 berangkat dari kosan. Sedangkan perjalanan butuh waktu 1 jam 15 menit. Padahal kalau jam normal tanpa hujan dan macet, bisa aja sekitar 40 menit sampai bandara. Alhasil, saya sampai di bandara 21.40, padahal menurut jadwal, pesaawat take-off jam 21.50. Tapi mungkin karena cuaca lagi nggak baik, sejumlah penerbangan ditunda. Akhirnya sih berangkat sekitar jam 22.30 sih. Tapi alhamdulillah jadi nggak ketinggalan pesawat.
Sampai Makassar sekitar jam 03.00 dinihari, ternyata akan ada pengerjaan landasan. Akhirnya pesawat didelay sampai jam 07.00. Kami, para penumpang, diinapkan di hotel. Setelah dijemput dan diantar kembali ke bandara, ternyata, cuaca masih belum bersahabat. Alhasil, para penumpang menunggu sampai jam 09.10-an untuk boarding. Perjalanan diwarnai dengan guncangan keras yang membuat panik penumpang dan berdoa komat kamit sesuai dengan agama dan kepercayaan. Sampai Sorong sekitar jam 12.00 waktu setempat. Saya sempat transit cukup lama di bandara Domine Eduard Osok, karena lagi-lagi alasan cuaca. Setelah cerah, perjalaan dilanjutkan. Akhirnya tiba di Manokwari sekitar jam 14.10 WIT. Melelahkan. Lebih dari 24 jam saya bertualang dari Jakarta ke Manokwari.

Selama di sana, tidak banyak yang saya lakukan selain nonton, makan, tidur, bercengkerama dan bersenda gurau dengan keluarga, serta jalan2 di sekitar kota. Tidak ada yang istimewa, kecuali masakan ibu dan pantai di sana yang bersih... :)

Setelah 1 minggu, saya kembali ke Jakarta untuk menjalankan rutinitas yang harus saya lalui keesokan harinya, yaitu bekerja, meskipun hanya 2 hari, karena menghadapi libur tahun baru.

Mengenai Saya

Foto saya
Sedikit pendiam, perfeksionis, dan ingin menebar kebaikan buat orang sekitar