05 Desember 2013

Pentingnya Asuransi Kesehatan

Sehebat apapun orang kondisi seseorang, entah itu kaya, terkenal, cantik, muda, kalau udah sakit pasti nggak banyak hal yang bisa dilakukan sebebas waktu dia dalam keadaan sehat. Mau makan susah, mau tidur gelisah, bahkan buang hajat juga repot. Ya, sehat. Salah satu nikmat yang sering kita abaikan dan baru kita rindukan kalau lagi sakit. Mungkin sehat itu kita rasa penting nggak cuma ketika sakit, tapi bisa juga ketika sanak saudara, keluarga, dan teman kita sakit. Itu juga yang aku alami waktu papa sakit beberapa minggu yang lalu.

Sebetulnya cerita ini diawali sekitar 2 tahun yang lalu ketika papa mulai sering merasa sakit kalau buang air kecil. Aku berinisiatif bawa papa ke RS Advent di bilangan Cihampelas, Bandung. Setelah beberapa hari dirawat inap untuk biopsi, diketahui bahwa papa menderita pembengkakan prostat. Kalau dari berbagai artikel di dunia maya, pembengkakan prostat bisa terjadi karena memang membengkak akibat usia lanjut, atau bisa terjadi karena kanker prostat. Pembengkakan karena usia lanjut lebih disebabkan oleh berkurangnya kadar dan fungsi hormon yang mempengaruhi kinerja prostat itu sendiri. Sementara itu, pembengkakan akibat kanker prostat belum diketahui secara pasti. Secara gejala memang mirip, jadi agak susah diketahui kecuali melalui pemeriksaan lab. Kasus papa kemarin lebih karena faktor usia.

Singkat cerita, papa akhirnya dioperasi di RS Borromeus, ditangani oleh pakar yang tepat, yaitu Prof. Dr. dr. Suwandi Sugandi, Sp.B, Sp.U. Gelarnya yang panjang itu menguatkan keyakinan kalau kita sudah menyerahkan ke orang yang tepat. Sebagai spesialis bedah sekaligus urologi, masalah yang papa alami seolah tampak lebih mudah ditangani. Dalam tempo total 10 hari menginap termasuk operasi, sekarang papa sudah lancar buang air kecil tanpa rasa sakit sama sekali. Habis operasi, terbitlah tagihan. Biaya operasi, rawat inap, dokter, dan obat2an mengharuskan kami membayar tagihan sekitar 42 juta. Tapi, syukur RS itu merupakan rekanan PT. Pos Indonesia, tempat kerja papa dulu. Kami pun cuma "perlu" bayar 8 jutaan aja. Meringankan? Hell yeah..

Merenungkan proses pengobatan dan selama menjaga papa di RS, aku jadi mikirin banyak hal. Sekarang jenis penyakit semakin beragam. Entah memang berkembang karena jenis makanan, pola hidup dan tingkat polusi yang mungkin menyebabkan adanya mutasi gen, atau karena ilmu kedokteran yang berkembang sehingga semakin banyak jenis penyakit yang baru teridentifikasi. Lain penyakit, lain juga penanganannya. Di kalangan masyarakat ada yang memilih berobat medis atau secara alternatif. Pengobatan alternatif biasanya lewat dukun, kiai, atau orang lainnya dengan suatu medium tertentu. Kalau pengobatan medis, biasanya lewat RS, puskesmas, atau klinik. Sebagian memang berbiaya besar yang tentu bukan jadi masalah besar buat si kaya. Di kalangan kelas menengah, mungkin sebagian nggak menemui masalah karena status sebagai pegawai negeri sudah menjadi peserta Asuransi Kesehatan (Askes). Atau kalau di lembaga negara atau perusahaan swasta sudah tersedia fasilitas kesehatan melalui yayasan kesehatan atau bermitra dengan berbagai perusahaan asuransi besar. Bagaimana dengan masyarakat kurang mampu? Untungnya pemerintah sudah bisa menjawab kekhawatiran kita melalui Asuransi Kesehatan Miskin (Askeskin). Bahkan, per 1 Januari 2014 Pemerintah akan memperluas akses jaminan kesehatan itu melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Terbentuk melalui penggabungan Askes dan Jamsostek, diharapkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan semakin luas, bahkan termasuk untuk pekerja di sektor informal. Tentu kita perlu apresiasi dan dukung langkah pemerintah tsb. Apalagi, ini merupakan salah satu bentuk komitmen pemerintah dalam menyalurkan subsidi agar lebih tepat sasaran. Daripada mensubsidi BBM yang mungkin 80% lari ke mobil2 pribadi, bukannya lebih baik kita salurkan ke akses kesehatan. Apalagi, kalau manusia Indonesia semakin sehat, bukankah bangsa ini akan semakin produktif, maju, dan berkualitas?

Tentu, asuransi aja sih belum cukup karena lebih merupakan langkah penanganan. Seperti kata pepatah, mencegah lebih baik daripada mengobati. Couldn't agree more. Kita harus menerapkan gaya dan pola hidup sehat, apalagi yang berisiko tinggi menderita penyakit keturunan seperti diabetes, atau jantung. Ini pun harus ditunjang juga dengan olahraga teratur, makanan yang juga terjaga dan teratur dengan asupan gizi seimbang. Menghindari rokok dan minuman beralkohol jadi nilai tambah untuk menjaga kesehatan.

Mengenai Saya

Foto saya
Sedikit pendiam, perfeksionis, dan ingin menebar kebaikan buat orang sekitar