25 September 2008

Ramadhan menuju Idul Fitri

Hmm.. Akhirnya nge-blog lagi nih. Setelah sekian lama. Kayaknya selama puasa saya nggak pernah nge-blog. Nggak tau kenapa. Entah males, entah apa.

Saya bersyukur sekali udah dikasih kesempatan lagi untuk menikmati lezatnya dan indahnya bulan Ramadhan. Ramadhan kali ini terasa sangat berbeda. Setelah mengalami (bisa dibilang) titik balik pada Maret lalu, saya sekarang merasa bisa menikmati dan menghayati Ramadhan lebih dalam. Sampai2, saya berkorban untuk tidak terlalu sering janjian sama teman2 untuk buka puasa bersama di luar rumah. Untuk belanja keperluan, saya bela2in pas weekend dan pagi2, jadi ga ganggu sholat dan buka puasa. Nggak tau kenapa. Kalau bulan puasa, musholla penuh. Restoran juga penuh. Terus, kalau nggak sempet pagi2, malam sekalian perginya setelah tarawih.
Selama Ramadhan ini, ada yang dirasa berat untuk dijalankan. Ngaji dan tahajud. Mau khatam Quran aja kok susah ya. Berat ke tidur. Gimana ya caranya? Tahajud juga keteteran. Semoga 5 hari terakhir ini bisa saya maksimalkan dengan baik.
Urusan mudik, seperti tahun lalu, insya Alloh saya pulang ke Manokwari. Kali ini terasa berbeda. Mungkin karena saya sudah beberapa kali pergi ke sana, jadi tidak seantusias tahun lalu. Tapi tetap ada yang saya nanti di sana. Durian. Hmmm... Aromanya itu lho. Mudah2an pas saya ke sana, masih musim durian, jadi bisa saya bawa ke Jawa dan dibagi ke teman2 kantor :D
Dalam menyambut Idul Fitri, saya mau mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri, 1 Syawal 1429 H. Taqqabbalallahu minna wa minkum, Shiamana wa shiamakum. Semoga Alloh senantiasa melimpahkan keberkahan dan keselamatan, meraih jiwa nan fitri, serta dapat meraih derajat taqwa sebagai ijazah kelulusan kita dari Ramadhan yang mulia. Amin.

06 September 2008

Hayo siapa yang salah

Hmmm... ada cerita seru nih kemaren Kamis (4/9). Jadi begini.

Awalnya kan teman2 kuliah, Latif dan Sofyan, ngajak ketemuan dan buka puasa bersama di Pelangi. Tadinya sih nggak mau datang. Nggak tahu. Batin rasanya nggak mau. Kepikiran, takut nggak keburu tarawih-lah, malas rebutan sholat maghrib di mall-lah, inilah itulah. Intinya nggak sreg aja pengen dateng ke sana. Tapi berhubung Sofyan minta kelengkapan pengajuan kartu kredit BRI, jadilah saya mengiyakan untuk ketemu. Habisnya, saya perlu sih hihihi...Singkat cerita, bertemulah kami di Pelangi sekitar setengah 6. Kami bingung mau makan di mana. Awalnya, Sofyan dan Latif mau makan di The Buffet. Tapi sebelum ke sana, saya sempat browsing di internet. Ada beberapa kesaksian dari beberapa orang yang pernah ke sana (terlepas orang itu jujur atau nggak) kalau makanan di sana tidak terlampau menggugah selera. Apalagi katanya belum ada label halal resmi dari MUI. Jadi saya ragu. Akhirnya saya bilang ke teman2 untuk menentukan tempat makannya terserah mereka. Di situ letak kesalahan saya. Memang, saya tahu kalau terserah jelas mereka mau di The Buffet, tapi nyatanya saya tidak mau hihihihi... Saya bukannya memberi pilihan, tapi justru lepas tangan dan membiarkan mereka memutuskan. Sebenarnya saya bukan tidak mau memutuskan. Saya sebenarnya kan memang tidak mau makan di luar. Selain menyia2kan kesempatan ibadah selama Ramadhan, juga terlalu menghamburkan uang. Kalau saya memutuskan di (maunya sih) Rice Bowl, kasihan mereka yang seleranya tinggi. Akhirnya saya tawarkanlah ke mereka untuk makan di Roof Top. Di sana kan ada Solaria. Saya pikir tidak ada salahnya. Eh, ternyata di sana sudah padat dengan manusia. Akhirnya kami (saya tepatnya) memilih Live. Karena labelnya The Taste of Asian, saya pikir halal. Tapi begitu ditanya, ternyata ada arak yang dipakai sebagai pelengkap masakan. Berhubung saya sudah malas mencari tempat makan lagi dan teman2 saya tidak keberatan dengan arak itu, akhirnya kami makan di sana. Tapi saya akhirnya hanya minum, nggak berani makan. Karena saya toh akhirnya tidak makan juga, Sofyan mulai mengamuk atas sikap saya yang tidak jelas kekeekekek... Kebodohan terselubunglah, apalah, itulah, dan segudang istilah asing lainnya keluar dari mulut dia ;p
Hah, yang jelas, menurut saya sih (supaya adil hehehe) semuanya salah. Saya salah karena tidak mengambil keputusan dengan tepat, bijak, dan tepat. Latif juga salah karena di saat genting seperti itu dimana temannya tidak bisa memutuskan, dia tidak memberikan solusi yang fair. Sofyan juga salah, karena dia memaksa ketemuan hari ini hanya karena dia besok mau ke Bandung tanpa memikirkan kepentingan temannya yang mau fokus beribadah. Hihihihi... Protes dengan judgment saya? Saya hanya bisa menyampaikan "Mohon maaf lahir dan batin" Hahahaha... Selamat berpuasa, semoga kita menjadi semakin baik dari hari ke hari ya teman2 ^_^

Mengenai Saya

Foto saya
Sedikit pendiam, perfeksionis, dan ingin menebar kebaikan buat orang sekitar