21 Oktober 2009

Dilema nih..

Lagi ngadepin dilema. Sebenernya untuk persiapan sekolah taun depan, saya harus nyiapin skor TOEFL supaya memenuhi syarat, min. 600 euy. Sementara skor saya masih di bawah itu. Hmm.. kemaren udah nego ke bos, tapi kayaknya emang belum jodoh kursus sekarang. Soalnya kerjaan lagi banyak banget. Masih untung di rapat kemaren ada satu kerjaan yang dipindah jadi program kerja 2010. Agak lega dikit sih hehehe.. Emang sih, kursus buat sekolah ini kan ujung2nya investasi buat kantor juga, tapi ya tetep aja, untuk masa sekarang kok rasanya nggak pas gitu ya.
Selain untuk nulis buku, kerjaan sekarang juga nyiapin paper untuk program kerja akhir taun ini. Mana saya juga ada rencana dinas ke luar bulan depan. Waktu makin banyak yang kesita. Ya udah, kebayang bakal sering lembur akhir taun ini. Makanya sempet agak ragu mau minta ijin bos. Sayang juga kan kalo udah bayar jutaan buat kursus tapi nggak pernah dateng. Daripada rugi, mendingan ditunda dulu aja kali ya kursusnya. Atau cari kursus yang wiken aja, cuma ya risikonya lama banget, bisa sampe 6 bulan.
Banyak yang harus dipikirin. Persiapan sekolah, nabung buat nikah juga. Bukannya udah pasti mau nikah sih, secara calonnya aja belum ada hihihihi.. Cuma kan buat antisipasi kalo2 ternyata nikah taun depan, kan pasti perlu biaya gede, minimal mendatangkan serombongan keluarga besar saya dari Papua sana ke tanah Jawa sini :p

Berpikir, menimbang, memutuskan, lakukan...!! ^_^

12 Oktober 2009

Selamat Menempuh Hidup Baru, Iwan Adikku

Lima hari ke belakang, saya pergi ke Makassar untuk menghadiri pernikahan adik kandung saya yang nomor 3, Iwan. Berhubung Iwan dapat gadis keturunan Bugis, jadi pernikahannya dilangsungkan di Makassar. Saya ambil cuti 3 hari sejak Rabu (7/10). Sesampainya saya di sana, saya langsung ikut membantu mengurus persiapan pernikahan, mulai dari mencari seserahan, hiasan mobil pengantin, sampai mencari mas kawin. Semua dilakukan dalam 2 hari. Saking sibuknya mengurus ini dan itu, sampai2 tugas kantor yang harusnya saya selesaikan minggu lalu jadi nggak tersentuh.

Menjelang pernikahan, saudara2 dari Manokwari dan Nabire berdatangan. Kami semua menginap di Hotel Panakkukang. Dari namanya, memang lokasinya di dekat Mall Panakkukang, salah satu mall terbesar di sana. Kami nggak banyak jalan2 atau berwisata karena harus membantu acara adik supaya semuanya lancar.

Akhirnya, hari besar pun tiba. Menjelang akad nikah di Jumat pagi (9/10) yang cerah, ternyata listrik padam. Dari pengakuan saudara2 baru saya di sana, memang akhir2 ini Makassar sering mengalami pemadaman listrik bergilir. Berhubung waktu sudah mepet dengan waktu sholat Jumat, akhirnya akad tetap berjalan tanpa listrik. Alhamdulillah ijab kabul berjalan dengan baik. Terharu dan sedih rasanya. Adikku akhirnya menikah dan melepas status lajangnya. Semoga menjadi keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah. Amin.

Selesai akad, kami langsung pulang ke hotel dan sholat Jumat. Menjelang sore, saya putar2 kota Makassar untuk cari konsumsi teman2 Iwan yang latihan Pedang Pora di Gedung Manunggal tapi nggak dapat. Akhirnya saya hanya jemput Iwan dan Fitri, calonnya. Kami langsung meluncur ke hotel, istirahat sebentar, langsung siap2. Iwan dan Fitri dirias sama mama sendiri. Hasilnya keren deh.

Begitu jam setengah 7 malam, dengan diiringi Voorijder, kami konvoi ke gedung resepsi pernikahan. Setibanya di sana, Pedang Pora digelar dengan Irup Kapolwiltabes Makassar Pak Kombespol Barhanuddin Andi. Saya baru tahu tuh hehehe.. Haru banget, nggak sangka adik kecilku menikah juga dengan langkah gagah melewati tamu undangan. Terbayang betapa terharunya mama lihat Iwan di sana.
Sejam pertama acara lancar, tapi sekitar jam 8 malam, listrik lagi2 mati. Tapi setengah jam kemudian listrik nyala lagi. Padahal orang2 sempat khawatir karena biasanya kalo lampu padam bisa sampai 4-5 jam. Dengar2 sih anak buahnya pak Kapolwiltabes telpon PLN untuk dinyalakan listriknya karena ada koleganya yang sedang resepsi. Alhamdulillah.
Tapi, ternyata listrik menyala bukan akhir dari cerita sedih. Ternyata waktu listrik padam, ada orang dengan jahilnya membobol salah satu dari empat kotak angpao. Saya nggak tau isinya ludes apa nggak karena sedang urus keluarga.
Acara berlalu. Apapun insiden yang terjadi, yang penting pernikahannya lancar dan langgeng, membawa kebahagiaan dan ketenangan dunia akhirat. Amin.

Sabtu (10/10) dan Minggu (11/10) saya habiskan waktu secara penuh bersama keluarga sampai2 nggak sempat beli oleh2. Sabtu kami merayakan ultah Papi yang ke 49 di restoran seafood Kahyangan. Papi sampai terharu. Dari tempat makan, kami ke tempat mbah Aris. Dari situ, kami ke Hotel Pantai Gapura sambil minum saraba di tengah udara malam yang dingin sambil menunggu waktu kakak saya, Ato, untuk pulang ke Nabire. Berhubung tengah malam, kami nggak antar. Hari Minggu kami ke Malino. Waktu cuma habis untuk perjalanan, total sekitar 6 jam p.p. sementara kami di sana hanya 3 jam, 2 jam untuk makan, foto2, dan naik kuda. Tapi nggak apa2. Yang penting sudah menjelajahi tanah Sulawesi, impian bertahun2. Sampai di Makassar jam setengah 7, ambil barang, langsung meluncur ke bandara untuk kejar penerbangan jam 7.40. Untung bukan Jakarta, jadi nggak macet.

Selama di Makassar, waktu yang saya habiskan benar2 berkualitas. Penuh untuk keluarga. Sampai2 saya nggak sempat beli oleh2. Malahan sepupuku, Ririn, yang belikan oleh2 menjelang ke bandara. Jadi nggak enak. Makasih banyak ya Rin.

Lain waktu, saya yang menikah. Kapan dan di manakah itu? Wallahu a'lam. Yang penting tetap ikhtiar ^_^

Mengenai Saya

Foto saya
Sedikit pendiam, perfeksionis, dan ingin menebar kebaikan buat orang sekitar