23 Januari 2009

Cerita2 di akhir Januari

Wah, ternyata blogging menyenangkan. Belajar menulis dengan bahasa yang baik tentu saja. Saya lakukan ini bukan tanpa tujuan. Berhubung pekerjaan saya sebagai salah satu penulis buku outlook ekonomi jangka panjang, sangat dituntut kemampuan lebih dalam menulis. Saya masih ingat pada beberapa bulan yang lalu, hasil tulisan saya mengenai analisis deskriptif industri manufaktur di Indonesia dicela bos habis2an hihihi... Katanya sih kurang terstruktur, kurang inilah itulah. Tapi dari situ saya justru terpacu untuk bisa menulis lebih baik lagi. Ternyata itu nggak mudah. Terkadang, apa yang ingin kita utarakan akan menjadi berbeda maknanya jika disusun dengan pola yang tidak teratur. Makanya, nggak mengherankan kalau bahasa di blog saya mulai baku. Semua masih dalam proses. Kelak, saya akan lebih banyak menulis sesuatu yang lebih dalam, bermakna, kalau perlu dalam bahasa Inggris ;p

Sedikit cerita tentang bulan Januari. Sekali2 menulis sesuatu yang tidak populer ah :D
Setelah kejadian gempa di Manokwari, nggak banyak peristiwa penting yang saya tau atau alami di bulan ini, kecuali saya mulai belajar model DSGE yang kata anak2 jaman sekarang lagi happening ;p Tapi kalau nggak salah baru satu negara yang pakai model DSGE untuk forecasting ekonomi dalam jangka panjang, yaitu Rep. Ceko.
Ada satu lagi. Inaugurasi Obama sebagai presiden AS ke-44. Dia juga bisa dibilang sedang happening. Demam Obama dengan segala kelebihan dan kekurangannya telah membawa asa baru bagi dunia dalam mewujudkan (kata pembukaan UUD '45 sih) ketertiban dunia, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Saya termasuk orang yang tidak banyak menaruh perhatian pada Obama. Tapi, perlu diperhatikan kebijakan luar negerinya dalam beberapa waktu ke depan, setidaknya 100 hari pertama kepemimpinannya. Bukan Obama kalau tidak membawa perubahan atau perbaikan. Pada hari pertama, dia menetapkan untuk menutup penjara Guantanamo pada tahun ini. Gebrakan apa lagi yang akan dia buat? Kita lihat saja ^_^

06 Januari 2009

Selamat Tahun Baru 1430 H dan 2009 M

Menyongsong tahun baru, saya berlibur ke Papua lagi dengan mengambil cuti selama 2 hari pada 30-31 Desember 2008. Ada hal yang sangat berkesan selama saya di sana. Mama ternyata sudah mulai menggeliat bisnis persewaan alat pestanya. Alhamdulillah. Hal itu tentu tidak didapat dengan serta merta. Diawali dengan persetujuan pengucuran kredit dari sebuah bank pemerintah terkemuka, Mama mulai membeli modal berupa mobil pengangkut barang, kursi, tenda, piring, dll. Tidak lama setelah itu, datanglah saat perayaan Natal dan Tahun Baru. Seperti yang bisa ditebak, momen perayaan ini ternyata membuat permintaan akan alat persewaan membeludak, bahkan sampai kewalahan memenuhi permintaan. Dengan gesitnya, Mama berpindah dari satu tempat ke tempat lain untuk bongkar dan pasang tenda. Saya salut melihat Mama di usianya yang sekarang masih gesit dan cekatan dalam bekerja. Rasanya seperti tidak ada capek2nya. Belum lagi kalau ada yang ingin dirias atau potong rambut. Jam kerja Mama rasanya menjadi jauh di atas jam kerja orang kantoran. Di sela kesibukannya itu, Mama masih sempat masak di rumah buat anak2 dan mengurus binatang piaraan yang tidak sedikit.

Di malam tahun baru, kami jalan2 keliling kota Manokwari yang gemerlap oleh kembang api dari senja sampai sekitar jam 4 dinihari. Saya bisa membayangkan berapa milyar uang yang mengalir hanya untuk membeli kembang api. Rumah saya di Reremi tergolong daerah perbukitan. Ujung timur kota di Kampung Ambon dan ujung barat kota di Wosi bisa terlihat, lengkap dengan pelabuhan, bandara, dan pusat kotanya. Malam itu, kembang api bertaburan di setiap sisi kota. Saya sangat terpesona karena tidak pernah melihat kembang api sebanyak dan selama itu, bahkan di Jakarta sekalipun. Momen itu tidak saya sia2kan. Saya mengambil video beberapa kali untuk mengabadikannya.

Setelah berlibur selama kurang lebih 9 hari, saya kembali ke Jakarta hari Sabtu pagi. Kenapa tidak Minggu? Karena harga tiket lebih mahal 1 juta. Hehehe... Saya urungkan niat pulang hari Minggu akhirnya. Ternyata ada hikmah di balik kejadian itu. Hari Minggu pagi, di tengah lelapnya tidur, saya ditelpon Mama kalau beliau sekeluarga baru merasakan gempa yang cukup kuat. Ternyata gempa berkekuatan 7,2 SR. Disusul dengan gempa berkekuatan 7,6 SR beberapa jam kemudian. Listrik sempat mati, warga di bawah mengungsi ke sekitar rumah Mama karena isu tsunami, beberapa bangunan roboh, termasuk hotel Mutiara di Sanggeng tempat saya menonton pesta kembang api di malam pergantian tahun. Tugu Selamat Datang di Wosi tidak ketinggalan. Gudang rumah eyang yang tidak jauh dari Hotel Mutiara juga roboh. Eyang putri bahkan sampai shock dan dibawa ke RSUD Manokwari sampai hari ini. Semoga beliau segera pulih seperti sedia kala. Amin. Mohon doanya ya teman2 :)

Selamat Tahun Baru ya. Semoga di tahun ini kita menjadi semakin baik dan sukses. Amin.

Mengenai Saya

Foto saya
Sedikit pendiam, perfeksionis, dan ingin menebar kebaikan buat orang sekitar