17 November 2009

Long Trip to London (2)

Hari kedua di London, saya berangkat kursus tadi pagi naik Tube dari Colindale ke Bank. Waktu tempuh satu jam sharp, mulai dari wisma sampai Bank of England, termasuk jalan kaki. Sepanjang jalan, saya belajar dan liat banyak hal. Pertama, di sini mereka sangat suka baca, entah itu buku, koran, atau lainnya. Kedua, tertib yang nggak ada duanya. Mulai dari eskalator, masuk stasiun, sampe nyebrang jalan pun mereka kasih kesempatan buat pedestrian. duh keren banget dah. Kapan ya Indonesia kayak begini hihihi.. Ketiga, mereka baik dan ramah. Ngapain2 mesti bilang terima kasih. Seneng banget dengernya, secara di negeri sendiri kayaknya belum membudaya. Liat tuh adik saya sendiri, udah saya amuk berapa kali gara2 nggak sadar bilang terima kasih kalau habis berinteraksi sama orang hihihi..
Kesan pertama liat London, FANTASTIC. Setelah seharian kemarin terkurung di country side London, Colindale, yang masuk Zone 4, akhirnya liat kota London asli, lengkap dengan hiruk pikuk kendaraan dan bule yang berseliweran, double decker, dan penumpang Tube yang berdesakan buat nyari sesuap nasi, eh.. roti ;p
Sampai di Bank of England, bangunannya duh klasik banget. Sayang nggak boleh difoto. Untuk kursus hari pertama ini, it was good. Materinya ada yang enak, ada juga yang bikin ngantuk. Yang jelas, pesertanya pinter2. Pinter ngomong Inggris jelas, tapi mereka juga pinter secara keilmuan. Pinter bersosialisasi juga. Kalo saya mah boro2, masih a-i-u-e-o ;p
Selama acara, agak repot juga kalo lagi break dan makan. Bingung, karena takut nggak halal. Pas makan siang saya cuma makan sayur rebus. Makan malam diajak sama penyelenggara kursusnya ke Barcelona Tapas Bar. Yap, dari namanya it is the real bar. Seumur hidup akhirnya masuk bar juga. Bertentangan dengan prinsip selama ini sih. Hiks, I felt guilty and terribly sorry. Bahkan sepanjang acara saya nggak banyak dengerin apa yang lagi diomongin sama sesama pesertam, soalnya berusaha mencari pembenaran buat tindakan saya malam tadi. Saya beranggapan, toh saya nggak minum alkohol. Makanan di sana juga nggak saya sentuh karena nggak jelas statusnya. Yang saya minum cuma pure orange juice. Yah, walaupun bisa jadi gelasnya bekas minum minuman keras dan nyucinya nggak bersih, sisanya masih ada yang nempel di pori2 gelas yang sebesar atom, bla bla bla. Hmpf.. nyesel juga. I think it's time for me to dare say no for everything what I believe in..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
Sedikit pendiam, perfeksionis, dan ingin menebar kebaikan buat orang sekitar