06 September 2008

Hayo siapa yang salah

Hmmm... ada cerita seru nih kemaren Kamis (4/9). Jadi begini.

Awalnya kan teman2 kuliah, Latif dan Sofyan, ngajak ketemuan dan buka puasa bersama di Pelangi. Tadinya sih nggak mau datang. Nggak tahu. Batin rasanya nggak mau. Kepikiran, takut nggak keburu tarawih-lah, malas rebutan sholat maghrib di mall-lah, inilah itulah. Intinya nggak sreg aja pengen dateng ke sana. Tapi berhubung Sofyan minta kelengkapan pengajuan kartu kredit BRI, jadilah saya mengiyakan untuk ketemu. Habisnya, saya perlu sih hihihi...Singkat cerita, bertemulah kami di Pelangi sekitar setengah 6. Kami bingung mau makan di mana. Awalnya, Sofyan dan Latif mau makan di The Buffet. Tapi sebelum ke sana, saya sempat browsing di internet. Ada beberapa kesaksian dari beberapa orang yang pernah ke sana (terlepas orang itu jujur atau nggak) kalau makanan di sana tidak terlampau menggugah selera. Apalagi katanya belum ada label halal resmi dari MUI. Jadi saya ragu. Akhirnya saya bilang ke teman2 untuk menentukan tempat makannya terserah mereka. Di situ letak kesalahan saya. Memang, saya tahu kalau terserah jelas mereka mau di The Buffet, tapi nyatanya saya tidak mau hihihihi... Saya bukannya memberi pilihan, tapi justru lepas tangan dan membiarkan mereka memutuskan. Sebenarnya saya bukan tidak mau memutuskan. Saya sebenarnya kan memang tidak mau makan di luar. Selain menyia2kan kesempatan ibadah selama Ramadhan, juga terlalu menghamburkan uang. Kalau saya memutuskan di (maunya sih) Rice Bowl, kasihan mereka yang seleranya tinggi. Akhirnya saya tawarkanlah ke mereka untuk makan di Roof Top. Di sana kan ada Solaria. Saya pikir tidak ada salahnya. Eh, ternyata di sana sudah padat dengan manusia. Akhirnya kami (saya tepatnya) memilih Live. Karena labelnya The Taste of Asian, saya pikir halal. Tapi begitu ditanya, ternyata ada arak yang dipakai sebagai pelengkap masakan. Berhubung saya sudah malas mencari tempat makan lagi dan teman2 saya tidak keberatan dengan arak itu, akhirnya kami makan di sana. Tapi saya akhirnya hanya minum, nggak berani makan. Karena saya toh akhirnya tidak makan juga, Sofyan mulai mengamuk atas sikap saya yang tidak jelas kekeekekek... Kebodohan terselubunglah, apalah, itulah, dan segudang istilah asing lainnya keluar dari mulut dia ;p
Hah, yang jelas, menurut saya sih (supaya adil hehehe) semuanya salah. Saya salah karena tidak mengambil keputusan dengan tepat, bijak, dan tepat. Latif juga salah karena di saat genting seperti itu dimana temannya tidak bisa memutuskan, dia tidak memberikan solusi yang fair. Sofyan juga salah, karena dia memaksa ketemuan hari ini hanya karena dia besok mau ke Bandung tanpa memikirkan kepentingan temannya yang mau fokus beribadah. Hihihihi... Protes dengan judgment saya? Saya hanya bisa menyampaikan "Mohon maaf lahir dan batin" Hahahaha... Selamat berpuasa, semoga kita menjadi semakin baik dari hari ke hari ya teman2 ^_^

1 komentar:

  1. Hmmm..makan2 sama latif ma sofyan ga ngajak2 yaa oki...suka begitu deehhh hehehehe

    BalasHapus

Mengenai Saya

Foto saya
Sedikit pendiam, perfeksionis, dan ingin menebar kebaikan buat orang sekitar