22 Juni 2012

Pengalaman buruk bersama AirAsia

Hmm... Entah mesti mulai dari mana. Awalnya sih, saya berencana pergi ke Solo dan sekitarnya demi merajut masa depan #hayah# sambil ajak adik2 sekeluarga liburan, termasuk pengasuhnya ponakan. Kepanikan pertama datang karena berangkat dari rumah jam 4.37 padahal batas cek in 5.20, sementara waktu tempuh normal dari rumah ke bandara 45 menit. Untung bisa web check-in dan setibanya di sana cuma ke counter baggage drop aja. Padahal, pas kita sampai bandara itu sudah dipanggil untuk boarding.


Kepanikan kedua dan masalah baru kembali muncul, kali ini dari pengasuh. Pengasuh itu dari desa dan dia nggak tau tanggal lahirnya. Waktu saya booking, saya masukkan tgl lahir dia secara asal, yang penting umurnya sesuai dengan pengakuan dia, yaitu 16 tahun. Karena nggak ada KTP, di counter check-in dia ditanya tgl lahirnya tapi pas saya nggak mendampingi dia. Saya pun nggak memberi tau kesepakatan tglnya karena nggak kepikiran. Karena si pengasuh gelagapan, mba counter check-in itu menolak mentah2 si pengasuh untuk ikut bersama kami karena dianggap orang yang berbeda dengan yang diinput ketika booking. Entah saya harus marah, kesal, atau apa. Bahkan mba counter itu menyarankan kami tetap pergi dan meninggalkan pengasuh. What the hell. Kamu pikir dia orang Jkt yang tau jalan dan ada uang untuk kembali ke rumah? Bahkan tgl lahirnya sendiri pun dia nggak tau, apalagi jalanan dan moda transportasi ke Bintaro.


Saya tau, demi keselamatan dan kepentingan bersama, AirAsia harus menerapkan aturan tegas yang berlaku bagi semua orang. Tapi, kalau kasusnya memang orangnya nggak tau tgl lahir gimana coba. Mba di counter check-in itu sampai bilang masa nggak tau tgl lahir. Lah kalau kenyataannya memang nggak tau, gimana? Sudah seharusnya pihak AirAsia bisa mengambil diskresi dalam hal ini. Tidak sekedar aturan baku yang mesti ditegakkan. Rasanya di ranah manapun ada aturan dan diskresi yang berjalan bersamaan tanpa saling tumpang tindih. Bahkan di kebijakan moneter tempat saya bekerja sekalipun.


Saya pun akhirnya beralih ke maskapai lain yang jauh lebih toleran terhadap hal ini. Semoga citra AirAsia tetap baik meskipun perlakuan dan bahasa mba2 di loket tadi, juga tidak adanya ruang untuk diskresi sama sekali tidak membuat keadaan menjadi lebih baik. Saya juga minta maaf karena kasus, kejadian, dan keterlambatan tadi, membuat banyak pihak dirugikan, termasuk mas2 yang pegang walkie talkie sampai harus marah2.


Published with Blogger-droid v2.0.4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
Sedikit pendiam, perfeksionis, dan ingin menebar kebaikan buat orang sekitar