03 Februari 2012

Akhirnya masuk kepala 3

Hari ini, genap 30 tahun usiaku. Muda nggak, tua juga nggak. Pas. Ulang tahun sekarang banyak maknanya. Kalau dari ilmu demografi dan ekonomi, aku memantapkan diri ke dalam kelompok usia puncak karir yang berupaya melakukan consumption smoothing terkait intertemporal decision dalam menjaga kesinambungan daya beli di masa depan. Kalau dari ilmu reproduksi, aku sudah sangat matang dan siap melanjutkan keturunan. Kalau di kawinan, semakin banyak pertanyaan "kapan nikah", "kapan nyusul", "udah ada calon belum", "kok ga dibawa cewenya" dan pertanyaan2 sejenis lainnya. Kalau dari kehidupan sosial, semakin nggak dipandang aneh kalau ngehadirin rapat RT karena biasanya dianggap mewakili orang tuanya hehe. Kalau dari ilmu agama, #gapenting ;p

Kalau mau flashback, banyak momen yang dilewati selama 30 tahun terakhir ini. Suka-duka, teman-musuh, sejahtera-sengsara, lurus-sesat, lengkap campur aduk jadi satu. Tapi yang pasti, semua sudah dalam rancanganNya yang Mahasempurna. Bagaimana nggak. Aku dilahirkan lebih cepat 2 bulan dan aku yakin itu adalah rencanaNya karena mempercayai aku memberikan sesuatu bagi orang2 sekitarku. Bolos kuliah membuatku bertemu dengan teman2ku yang sekarang, irreplacable. Ceritanya bakalan beda banget kalau aku tetap kuliah di teknik sipil, belum tentu aku kerja di kantor yang sekarang dan mendapat apa yang udah kudapat sampai hari ini. Pengalamanku yang sering dicaci teman2 semasa SD membuatku berbeda dalam menyikapi kekurangan dan kelemahan orang lain, meskipun pengalaman itu membuatku punya sifat pendendam juga hehe. Kemiskinan yang sempet kualami pun menempaku untuk mencoba lebih bersyukur terhadap hal apapun yang kudapat. Coba tanya siapa yang bisa ngomel di kantor kalau ada makanan yang nggak dihabiskan, siapa yang sebel kalau ada yang mencela makanan. Akulah orangnya :)
Pengalaman kerja dengan bos yang (sempat) represif dan menciptakan lingkungan kerja yang stressful membuat aku yang selama ini hanya diam dan menelan mentah2 semprotan mereka tanpa membela diri pun sekarang jadi lebih berani menentang mereka walau harus musuhan sampai 1 bulan lebih, di bulan puasa pula ;p
Pastinya dalam batas2 yang wajar lah ya. Tapi tindakanku senggaknya bisa mengubah bos menjadi orang yang jauh berbeda dan mampu menghargai orang lain. Isn't that good? Bahkan, hubungan kami sekarang pun jauh lebih baik daripada yang sudah2 :)

Semua momen itu amat berkesan dan tak ada satupun yang kusesali. Karenanya, momen ultahku yang ke-30 ini aku buat sedemikian sehingga akan terus membekas dalam ingatan. Ungkapan rasa syukur pun aku wujudkan pada kerabat, sahabat, dan rekan sejawat. Sebaliknya, mereka mendoakanku yang terbaik dalam hidup.
Mama mengirim untaian doa yang mengundang haru, mengucap rasa bangganya padaku, dan pastinya harapan untuk segera menemukan pendamping hidup (amiin ;)). Kakak dan adik2 pun nggak lupa mendoakanku di hari baik ini. Sahabat meskipun yang hadir cuma beberapa orang, tapi nggak mengurangi makna ungkapan rasa syukurku. Rekan sejawat yang sedemikian banyak pun nggak lupa mendoakanku dalam hidup dan karir.
Terima kasih semuanya. Semoga Alloh mendengar dan mengabulkan doa kalian, dan semoga Alloh melimpahkan kebaikan yang sama untuk kalian. Amiin.

Sebagai penutup, siang tadi bosku mengirimkan seuntai doa yang sangat indah dan sayang kalau nggak diaminkan. Berikut doanya:

Doa untuk Putraku
(Puisi Jenderal Douglas Mac Arthur : Doa Seorang Ayah)


Tuhanku...

Bentuklah puteraku menjadi manusia yang cukup kuat untuk mengetahui kelemahannya.
Dan, berani menghadapi dirinya sendiri saat dalam ketakutan.
Manusia yang bangga dan tabah dalam kekalahan.
Tetap Jujur dan rendah hati dalam kemenangan.

Bentuklah puteraku menjadi manusia yang berhasrat mewujudkan cita-citanya
dan tidak hanya tenggelam dalam angan-angannya saja.
Seorang Putera yang sadar bahwa
mengenal Engkau dan dirinya sendiri adalah landasan segala ilmu pengetahuan.


Tuhanku...

Aku mohon, janganlah pimpin puteraku di jalan yang mudah dan lunak.
Namun, tuntunlah dia di jalan yang penuh hambatan dan godaan, kesulitan dan tantangan.

Biarkan puteraku belajar untuk tetap berdiri di tengah badai dan senantiasa belajar
untuk mengasihi mereka yang tidak berdaya.

Ajarilah dia berhati tulus dan bercita-cita tinggi,
sanggup memimpin dirinya sendiri,
sebelum mempunyai kesempatan untuk memimpin orang lain.


Berikanlah hamba seorang putra
yang mengerti makna tawa ceria
tanpa melupakan makna tangis duka.

Putera yang berhasrat
Untuk menggapai masa depan yang cerah
namun tak pernah melupakan masa lampau.

Dan, setelah semua menjadi miliknya...
Berikan dia cukup Kejenakaan
sehingga ia dapat bersikap sungguh-sungguh
namun tetap mampu menikmati hidupnya.


Tuhanku...

Berilah ia kerendahan hati...
Agar ia ingat akan kesederhanaan dan keagungan yang hakiki...
Pada sumber kearifan, kelemahlembutan, dan kekuatan yang sempurna...
Dan, pada akhirnya bila semua itu terwujud,
hamba, ayahnya, dengan berani berkata "hidupku tidaklah sia-sia"


Pak bos, aku akan berusaha membuat bapak berani berkata bahwa hidup bapak nggak sia-sia :)

Sekali lagi, makasih buat teman2ku atas doa2nya yang indah, bermakna dan menyemangatiku untuk lebih baik lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
Sedikit pendiam, perfeksionis, dan ingin menebar kebaikan buat orang sekitar