Kemarin malam sepulang dari kantor saya sempatkan nonton Ketika Cinta Bertasbih 2. Meskipun kemasannya seperti sinetron, tapi saya tetap nonton dengan harapan ceritanya mampu membawa pencerahan dan inspirasi. Ada beberapa yang bisa saya petik hikmahnya.
Pertama, ketika permintaan ibunda Azzam kepada ayahanda Anna untuk menjadi penceramah pada saat walimah Azzam sehingga mereka pulang dengan tangan hampa, ternyata kematian menjemput sang bunda tanpa diduga dan begitu cepat. Semua sudah tercatat di Lauhul Mahfudz, dan tidak ada seorangpun yang bisa mengelak darinya. Jangan sia2kan hidup di dunia yang singkat ini dengan perbuatan tercela.
Kedua, saat Azzam untuk kesekian kalinya gagal dalam berta'aruf untuk menjalankan separuh agamanya. Dengan niat ikhlas dan dukungan kuat dari keluarganya, Azzam tidak berputus asa mencari pasangan hidupnya. Itu memotivasi saya untuk melakukan hal yang sama. Bukan seperti sekarang, berkali2 mencoba membina hubungan tapi selalu gagal karena niat yang nggak ikhlas.
Ketiga, saat Furqon akhirnya memeriksakan dirinya berkali2 untuk memastikan bahwa dia memang tidak mengidap HIV, bertolak belakang dengan hasil tes ketika dia masih berada di Mesir. membuat saya harus benar2 menyaring informasi atau masukan dari orang sebelum kita percaya dan kita yakini kebenarannya.
Keempat, orang yang merasa dirinya tawadhu', maka sesungguhnya dia tergolong orang yang takabbur. Betapa halus iblis menjerat kita melakukan perbuatan tercela melalui perbuatan baik. Ini dikupas dalam kitab al-Hikam Ibnu Athaillah. Jadi pengen belajar dan tau lebih banyak isinya.
Sebenernya masih ada beberapa yang bisa dipetik, cuma rasanya empat hal ini yang berkesan sekali. Dari KCB 2, saya membuat target baru yang harus difokuskan saat ini, (1) nikah dan (2) pelajari agama lebih dalam lagi ^.^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar