06 Januari 2009

Selamat Tahun Baru 1430 H dan 2009 M

Menyongsong tahun baru, saya berlibur ke Papua lagi dengan mengambil cuti selama 2 hari pada 30-31 Desember 2008. Ada hal yang sangat berkesan selama saya di sana. Mama ternyata sudah mulai menggeliat bisnis persewaan alat pestanya. Alhamdulillah. Hal itu tentu tidak didapat dengan serta merta. Diawali dengan persetujuan pengucuran kredit dari sebuah bank pemerintah terkemuka, Mama mulai membeli modal berupa mobil pengangkut barang, kursi, tenda, piring, dll. Tidak lama setelah itu, datanglah saat perayaan Natal dan Tahun Baru. Seperti yang bisa ditebak, momen perayaan ini ternyata membuat permintaan akan alat persewaan membeludak, bahkan sampai kewalahan memenuhi permintaan. Dengan gesitnya, Mama berpindah dari satu tempat ke tempat lain untuk bongkar dan pasang tenda. Saya salut melihat Mama di usianya yang sekarang masih gesit dan cekatan dalam bekerja. Rasanya seperti tidak ada capek2nya. Belum lagi kalau ada yang ingin dirias atau potong rambut. Jam kerja Mama rasanya menjadi jauh di atas jam kerja orang kantoran. Di sela kesibukannya itu, Mama masih sempat masak di rumah buat anak2 dan mengurus binatang piaraan yang tidak sedikit.

Di malam tahun baru, kami jalan2 keliling kota Manokwari yang gemerlap oleh kembang api dari senja sampai sekitar jam 4 dinihari. Saya bisa membayangkan berapa milyar uang yang mengalir hanya untuk membeli kembang api. Rumah saya di Reremi tergolong daerah perbukitan. Ujung timur kota di Kampung Ambon dan ujung barat kota di Wosi bisa terlihat, lengkap dengan pelabuhan, bandara, dan pusat kotanya. Malam itu, kembang api bertaburan di setiap sisi kota. Saya sangat terpesona karena tidak pernah melihat kembang api sebanyak dan selama itu, bahkan di Jakarta sekalipun. Momen itu tidak saya sia2kan. Saya mengambil video beberapa kali untuk mengabadikannya.

Setelah berlibur selama kurang lebih 9 hari, saya kembali ke Jakarta hari Sabtu pagi. Kenapa tidak Minggu? Karena harga tiket lebih mahal 1 juta. Hehehe... Saya urungkan niat pulang hari Minggu akhirnya. Ternyata ada hikmah di balik kejadian itu. Hari Minggu pagi, di tengah lelapnya tidur, saya ditelpon Mama kalau beliau sekeluarga baru merasakan gempa yang cukup kuat. Ternyata gempa berkekuatan 7,2 SR. Disusul dengan gempa berkekuatan 7,6 SR beberapa jam kemudian. Listrik sempat mati, warga di bawah mengungsi ke sekitar rumah Mama karena isu tsunami, beberapa bangunan roboh, termasuk hotel Mutiara di Sanggeng tempat saya menonton pesta kembang api di malam pergantian tahun. Tugu Selamat Datang di Wosi tidak ketinggalan. Gudang rumah eyang yang tidak jauh dari Hotel Mutiara juga roboh. Eyang putri bahkan sampai shock dan dibawa ke RSUD Manokwari sampai hari ini. Semoga beliau segera pulih seperti sedia kala. Amin. Mohon doanya ya teman2 :)

Selamat Tahun Baru ya. Semoga di tahun ini kita menjadi semakin baik dan sukses. Amin.

1 komentar:

  1. kayaknya memang kita tak pernah putus berdoa nih ki..

    ga nyangka, kemarennya baru bersenang2, serasa indah semua, tiba2 esoknya berubah kebalikan..

    BalasHapus

Mengenai Saya

Foto saya
Sedikit pendiam, perfeksionis, dan ingin menebar kebaikan buat orang sekitar