30 November 2009

Long Trip to London (5, Habis)

Selesai kursus, kesempatan saya untuk jalan2. Sebenernya agak kurang terorganisir juga sih. Pertama, karena pengetahuan saya tentang Inggris emang nggak terlalu banyak dan kedua, saya emang pengen berhemat karena ada satu dan lain hal hehehe..

Jadinya, hari Sabtu (21/11) saya keliling London sendiri. Seperti biasa, Tube jadi andalan utama. Agenda penting saya, liat Buckingham Palace dan sekitarnya. Alhamdulillah kesampaian juga. Dari Northern Line nyambung ke Victoria Line, turun di Green Park. Jalan kaki dikit lewat St. James Park, ketemu deh istananya. Mungkin kalo diliat sekilas kayak biasa aja. Ukuran juga nggak seberapa besar. Cuma ya karena biasanya liat di TV dan sekarang liat dengan mata kepala sendiri jadinya ya berasa beda aja hehe. Berhubung sendiri, saya ya foto2 sendiri aja. Malu kalo minta tolong orang ;p


Dari sana, saya jalan kaki ke arah sembarang, karena saya nggak mau terlalu terpaku sama satu objek wisata yang umum. Eh, di ujung jalan saya nemu Wellington Arch. Modelnya kayak gerbang besar Arch de Triumph di Paris itu. Dari situ, karena saya lapar, saya masuk stasiun deket situ untuk cari makan di tengah kota yang banyak nyediain makanan halal, eh ternyata saldonya abis. Harus top up, akhirnya saya keluar lagi dan jalan kaki cari warung terdekat. Setelah dapet, saya jalan lagi tapi ke arah lain, eh tembus2 di Big Ben lagi. Ya udah daripada sia2 saya foto2 lagi di sana. Dari sana, saya balik lagi ke Oxford St. untuk cari oleh2 yang belum kebeli. Nggak lama ternyata hujan gede. Berhubung males hujan2an, saya akhirnya mutusin untuk pulang.

Besoknya (22/11), saya janjian sama mas Ferry. Sempet miskomunikasi juga sih. Saya berpikiran nggak akan main ke Coventry tempat dia tinggal untuk menempuh S3 di Warwick karena berpikiran mas Ferry pengen ke London untuk beli barang kebutuhan sehari2, sedangkan mas Ferry mikirnya saya yang memang nggak mau main ke Coventry, makanya dia jauh2 datang ke London anterin buku mikro Mascollel yang terkenal tebalnya itu.
Saya ketemu di Euston station, tapi sebelumnya saya ke masjid di belakang stasiun karena waktu kemarinnya saya jalan2, buku panduan ketinggalan di sana. Untung masih ada hehe. Begitu ketemu mas Ferry, kami langsung ke Piccadilly Circus. Mas Ferry bawa saya ke Lillywhites, toko sport terbesar di sana. Wah, keren banget. Banyak perlengkapan bola asli dari berbagai cabang olahraga dan klub. Saking silaunya, saya ambil beberapa baju bola untuk dijadikan buah tangan. Beres belanja, saya diajak makan di C&R Restaurant di bilangan Chinatown. Awalnya sih ragu, karena takut ada B2-nya, tapi mas Ferry ngeyakinin kalo makanannya halal. Kami makan nasi goreng dan laksa. Enak juga ternyata. Tapi saya nggak makan dagingnya, karena ingat liat di menu tadi ada B2-nya. Tapi di tengah2 makan, saya liat ada kartu nama restorannya. Ternyata ada label halal. Hmm.. jadi bingung. Tapi dengan label halal itu saya jadi lebih tenang. Saya berpikiran siapa tau masaknya dipisah, jadi nggak tercampur. hehe..

Selesai makan kami ke toko makanan Asia. Mas Ferry beli tempe dan beras. Kapan lagi liat tempe di London ya hehe. Terus, kami ke Regent St. dan Oxford St. sampai malam. Saatnya pulang, tapi saya kok rasanya bosan ya di London. Rasanya muter di situ2 aja. Akhirnya saya minta ikut sama mas Ferry ke Coventry. Begitu sampai Euston station, ternyata keretanya jalan dalam waktu 4 menit. Akhirnya kami lari2an menuju loket dan ke jalur 4. Begitu naik, kereta langsung jalan. Phew, just in the nick of time. Sejam perjalanan, kami tiba di Coventry. Wusss.. angin jauh lebih dingin berhembus. Saya yang biasa nggak menggigil di London pas di Coventry langsung kedinginan. Sampai di apartemen mas Ferry, saya ketemu dengan teman sekamar yang juga teman kuliahnya sejak S2, Chris dari Taiwan. Waaaww fasilitas lengkap. Ada heater, TV, dapur dan home appliances, sampai TV LCD. Keren deh pokoknya. Untuk makan, kami pesen di restoran Chinese food dekat apartemen. Lagi2, karena saya ragu, saya cuma pesen sayur2an walaupun nggak jamin minyak apa yang dipakai untuk masak. Tapi berhubung nggak ada makanan lain, bismillah aja deh. Mudah2an nggak aneh2 makanannya.
Besok pagi (23/11) waktu saya bangun mas Ferry ternyata lagi belajar. Wih, keren juga. Jadi makin semangat pengen lanjut sekolah. Kayaknya suasananya enak buat belajar di sana. Mas Ferry cerita tentang Game Theory, bidang yang dia ambil untuk S3-nya. Asik juga lho. Saya sampai dikasih lihat buku2 referensinya. Makin ngiler aja untuk lanjut sekolah. Mudah2an bisa tahun depan deh amin..
Sebelum mas Ferry ajak jalan keliling kota, saya masak nasi goreng. Doyan juga dia rupanya. Dia selama ini nggak pernah masak katanya, soalnya nggak pernah enak. Hehehe.. Selesai sarapan, kami langsung ke toko O2 untuk beli iPhone. Bukan apa2, sejak pagi HP saya rusak dan nggak bisa nyala. Demi komunikasi (nyari pembenaran aja sih sebenarnya ;p) saya akhirnya mau beli iPhone. Padahal sehari sebelumnya mas Ferry udah bujuk2 untuk beli, tapi saya tolak mentah2 karena anggaran terbatas. Dari situ, kami ke pasar untuk unlock iPhonenya. Ternyata butuh waktu sehari. Berhubung besok harinya saya harus pulang ke Indonesia, saya urungkan niat. Ya sudah, akhirnya kami ke Starbucks di alun2 kota, mas Ferry oprek2 iPhone saya sambil kasih tau cara ini itu untuk nambah aplikasi di iPhone.
Jarum jam menunjuk di angka 12, kami harus kembali ke urusan masing2. Saya harus kejar kereta jam 1 ke London, sementara mas Ferry jam 2 ada kuliah. Jadinya kami ke apartemen, ambil barang masing2 dan naik bis ke arah Warwick. Saya turun di halte stasiun kereta dan berpisah dengan mas Ferry di sana. Setibanya di London, lagi2 saya ke Oxford St. Apalagi kalau bukan untuk cari oleh2 pesanan teman2 dan keluarga yang belum kebeli. Malam terakhir di kota London, saya benar2 menikmati suasana. Sedih rasanya harus ninggalin London. Berkesan dan berarti banget. Insya Alloh bisa ke sana lagi. Amin.
Besok paginya (24/11) jam setengah 7 pagi, masih gelap gulita saya meluncur ke Colindale station untuk ambil Tube ke arah bandara Heathrow. Dari Northern Line, saya ganti di King's Cross St. Pancras karena pergantian stationnya ada eskalator, jadi nggak perlu angkat koper yang superberat dan hampir overbaggage itu hehe. Sekitar 1,5 jam perjalanan, saya tiba di bandara dan check-in. Belanja makanan seperlunya di World Duty Free Shop, akhirnya tiba saatnya meninggalkan London penuh kenangan. Next destination? ^.^

21 November 2009

Long Trip to London (4)

Hari kelima kursus, akhirnya selesai juga. Nggak kerasa. Sedih juga. Baru mulai akrab ngobrol sama temen2 bank sentral lain, eh udah pisah aja. Tadi saya nggak ikut sampai selesai karena harus Jumatan. Saya pergi ke East London Mosque di Whitechapel, London Timur. Ternyata di situ komunitas orang2 Bangladesh. Meskipun adzan jam 11.46 tapi sholat Jum'atnya sendiri jam 1.05. Jadi sekitar 50 menit setelah adzan, khutbah baru dimulai. Khutbah pertama pake bahasa Arab, Bengal, baru deh pake Inggris. Awalnya ngerasa asing juga sholat di sana. Ada beberapa kebiasaan yang nggak pernah saya liat di Indonesia. Mulai dari adzan yang sampai 3 kali, khutbah 3 bahasa, bahkan Qur'an dengan gaya tulisan yang nggak biasa. Tapi itulah seninya sholat di negara lain.

Setelah sholat, saya ke halal fastfood restaurant deket masjid. Dari sana, saya meluncur ke Covent Garden untuk cari barang titipan Bunga. Walaupun deket, tapi saya harus ganti 3 kali Tube. Dari Hammersmith, Northern, nyambung ke Piccadilly line. Begitu sampe, mmm... OK, agak2 bingung ternyata. Instruksi Bunga, keluar dari stasiun belok kanan. Tapi saya belok kanan malah ada Covent Garden Market dengan ratusan toko berjejer di sana. Keren juga tempatnya. Anyway, setelah muter2 nggak jelas kebingungan, pas banget saya nemu denah Covent Garden. Liat index, taddaaa.. ketemu deh. Saya langsung ke sana. Tanpa basa basi langsung gesek, cabut deh. Bingung mau ke mana, saya cuma liat2 sekitar sambil fotoin beberapa bangunan. Sambil jalan nyari Tube terdekat untuk pulang karena ngerasa udah nggak ada tujuan lagi, eh tiba2 di sudut mata ngeliat kapal ferry. Ternyata Thames River. Huaa.. Tanpa basa basi saya langsung meluncur ke arah sungai, nyebrang jembatan, keliatanlah semua. Mulai dari London Eye, Big Ben, Gedung Parlemen, Westminster Abbey, dsb. Akhirnya saya putusin untuk jalan kaki ke sana. Sambil jalan, saya foto beberapa spot menarik. Dalam waktu kurang dari satu jam, saya udah sampe di semua tempat yang saya liat dari jembatan di kejauhan tadi. Dengan cueknya saya foto diri sendiri karena ngerasa nggak enak kalo minta tolong foto terus hehehe.. Saya berkeliaran di daerah Big Ben tanpa peta. Jadi saya gambling aja untuk nemu underground terdekat untuk pulang. Sambil jalan, saya lewat Downing Street dan ketemu Trafalgar Square. Sayang udah malem, jadi saya nggak foto2 di sana.

Kaki rasanya capek banget. Di saat yang sama, saya baru inget bag hanger pesenan temen. Karena udah gelap (meskipun masih jam 5-an) dan capek, saya akhirnya putusin untuk pulang. Besok lanjut jalan lagi aja. Entah ke mana. Wales, Greenwich, atau ke Scotland sekalian. Gimana cuaca, mood, uang, dan hasil survei nanti malem ^_^

19 November 2009

Long Trip to London (3)

Kemarin (18/11) akhirnya agenda social event yang diselenggarain sama penyelenggara kursus terlaksana juga. Kami nonton Jersey Boys di Prince Edward Theatre, Old Compton Street. Kalo mau ke sana gampang, tinggal naik Central Line, turun di Tottenham Court Road Underground. Persis di ujung timur Oxford Street.
Cerita drama ini terinspirasi dari kisah nyata Frankie Valli dan The Four Seasons. Mereka yang berasal dari working class di jalanan New Jersey, dengan logat Jersey yang kental, menghadapi lika liku menuju ketenaran sebagai kelompok vokal legendaris di AS. Lagu2nya keren, kayak Can't Take My Eyes Off of You, Big Girls Don't Cry, sampai Walk Like a Man. Suara para pemain sekaligus penyanyinya top abis. Haaahh.. masih kerekam jelas banget di otak teater tadi malem. Sebanding lah dengan harga tiketnya yang 60 pounds. Wah, pokoknya highly recommended deh. Kalo ada yang mau nonton, dateng aja ke sana. Dijamin nggak bakalan nyesel ^_^

17 November 2009

Long Trip to London (2)

Hari kedua di London, saya berangkat kursus tadi pagi naik Tube dari Colindale ke Bank. Waktu tempuh satu jam sharp, mulai dari wisma sampai Bank of England, termasuk jalan kaki. Sepanjang jalan, saya belajar dan liat banyak hal. Pertama, di sini mereka sangat suka baca, entah itu buku, koran, atau lainnya. Kedua, tertib yang nggak ada duanya. Mulai dari eskalator, masuk stasiun, sampe nyebrang jalan pun mereka kasih kesempatan buat pedestrian. duh keren banget dah. Kapan ya Indonesia kayak begini hihihi.. Ketiga, mereka baik dan ramah. Ngapain2 mesti bilang terima kasih. Seneng banget dengernya, secara di negeri sendiri kayaknya belum membudaya. Liat tuh adik saya sendiri, udah saya amuk berapa kali gara2 nggak sadar bilang terima kasih kalau habis berinteraksi sama orang hihihi..
Kesan pertama liat London, FANTASTIC. Setelah seharian kemarin terkurung di country side London, Colindale, yang masuk Zone 4, akhirnya liat kota London asli, lengkap dengan hiruk pikuk kendaraan dan bule yang berseliweran, double decker, dan penumpang Tube yang berdesakan buat nyari sesuap nasi, eh.. roti ;p
Sampai di Bank of England, bangunannya duh klasik banget. Sayang nggak boleh difoto. Untuk kursus hari pertama ini, it was good. Materinya ada yang enak, ada juga yang bikin ngantuk. Yang jelas, pesertanya pinter2. Pinter ngomong Inggris jelas, tapi mereka juga pinter secara keilmuan. Pinter bersosialisasi juga. Kalo saya mah boro2, masih a-i-u-e-o ;p
Selama acara, agak repot juga kalo lagi break dan makan. Bingung, karena takut nggak halal. Pas makan siang saya cuma makan sayur rebus. Makan malam diajak sama penyelenggara kursusnya ke Barcelona Tapas Bar. Yap, dari namanya it is the real bar. Seumur hidup akhirnya masuk bar juga. Bertentangan dengan prinsip selama ini sih. Hiks, I felt guilty and terribly sorry. Bahkan sepanjang acara saya nggak banyak dengerin apa yang lagi diomongin sama sesama pesertam, soalnya berusaha mencari pembenaran buat tindakan saya malam tadi. Saya beranggapan, toh saya nggak minum alkohol. Makanan di sana juga nggak saya sentuh karena nggak jelas statusnya. Yang saya minum cuma pure orange juice. Yah, walaupun bisa jadi gelasnya bekas minum minuman keras dan nyucinya nggak bersih, sisanya masih ada yang nempel di pori2 gelas yang sebesar atom, bla bla bla. Hmpf.. nyesel juga. I think it's time for me to dare say no for everything what I believe in..

15 November 2009

Long Trip to London (1)

Setelah setahun lebih nggak dinas, alhamdulillah akhirnya dinas lagi. Sekarang bukan untuk presentasi, tapi ikut kursus tentang pemodelan ekonomi. Terus terang persiapan agak kurang. Selain belum baca materi yang direkomendasiin sama penyelenggaranya, CCBS, juga belum banyak yang direncanain selama di London. Belum tau jelas kota apa aja yang mau didatengin, belum tau mau naik apa aja. Tapi kalo survei mesjid, tempat beli oleh2, tempat beli makanan halal, dan transportasi ke CCBS sih udah. Untuk colokan listrik, berdasarkan pengalaman dinas ke Aussie yang lalu, saya coba browse di internet bentuk colokan di Inggris. Saya coba cari ke toko serba ada di Jakarta ternyata juga nggak ada.
Dengan persiapan yang seadanya, berangkat juga kemarin (14/11) ke London. Saya naik Singapore Airlines. Transit di Singapore sekitar 1,5 jam. Liat Changi Airport tuh jadi malu juga liat bandara kita tercinta. Well, gimanapun tetep cinta Indonesia pastinya ^_^
Perjalanan panjang selama 14 jam nonstop dimulai sekitar jam 23.00 waktu Singapore. Sepanjang jalan saya tidur bangun terus. Rasanya nggak nyaman duduk berjam-jam. Kadang ngobrol sama Ibu2 dari Australia di sebelah, kadang main game, kadang liatin peta posisi pesawat, kadang dengerin lagu, bahkan sampe nonton Harry Potter dan Cinlok segala hahaha...
Tapi emang sih, seperti yang diceritain sama orang2, Singapore Airlines emang enak fasilitasnya. Kursi lebar dan empuk, space luas, banyak hiburan, dan makanan juga berlimpah. Cuma sayangnya saya lupa minta makanan halal. Awalnya saya kira kalo mau minta makanan halal waktu pas check-in. Ternyata kata pramugarinya harus request online. Ya udah deh, saya makan crackers aja. Tapi nggak berapa lama pramugarinya nawarin cup noodle yang berlabel halal produk Singapura. Ya udah saya makan aja, biarpun pake styrofoam dan berbahan pengawet hehehe..
Sesampai di London, saya dijemput sama pemilik wisma Indonesia tempat saya menginap. Tadinya saya mau naik Tube, sebutan untuk kereta bawah tanah di Inggris. Tapi info dari temen yang lagi S3 di sana, tanggal 14-15 Nov ini lagi ada maintenance, jadi nggak jalan di sejumlah besar trayek, termasuk yang dari bandara Heathrow London ke Central London. Ya udah saya minta dijemput aja. Agak mahal sih, sekitar 50 poundsterling. Tapi terpaksa, daripada repot lagi.
Sampai di London, saya disambut dengan 9 derajat Celcius suhunya yang menggigit, mana hujan pula. Tapi pas agak siang sih lebih bersahabat cuacanya. Di wisma saya kenalan dengan beberapa penghuni yang menyewa kamar untuk beberapa waktu yang lebih panjang karena dinas atau studi. Mereka ajak saya belanja di ASDA. Saya ke sana naik bus Double Decker yang ternama itu. Canggih ternyata. Untuk naik itu, saya beli Oyster dulu, semacam kartu magnetik sebagai karcis masuk berbagai moda transportasi di London seperti Tube, Bus, dll. Harga beli pertama 3 pound. Kita bisa isi senilai tertentu dan bisa diisi ulang kalo udah mau habis. Kayak pulsa telepon gitu deh jadinya.
Di ASDA ternyata barang2nya murah2, ada stand tersendiri untuk makanan halal, juga produk2 di sana (dan saya Inggris secara umum juga) disertai dengan beragam info, misalnya tanpa pengawet, kandungan nutrisi, cocok untuk vegetarian, dll. Informatif deh pokoknya.
Sejauh ini, kesan kota London bagus di hari pertama. Semoga akan tetap begitu dan jauh lebih baik tentunya selama saya tinggal di sini untuk beberapa hari ke depan ^_^

03 November 2009

My first work out...

Kemarin diajakin Alis ke Fit by Beat, salah satu tempat fitness centre di bilangan Kuningan. Berhubung deket kosan, ya tinggal jalan kaki aja. Sebenernya saya sih belum join, tapi diajakin trial di sana. Toh ga bayar ini, ga ada salahnya hehe..
Awalnya saya nggak mau karena nggak pede. Mikirnya sih, jangan2 orang pada ngeliatin dengan herannya liat orang kurus sok2 mau angkat beban ;p
Tapi untung bareng sama yang lain, jadi bisa sambil ngumpet2 hehe..
Saya sempet nyoba treadmill, sepeda, dan yoga. Khusus Yoga, ternyata nggak sedamai yang dikira. Saya sibuk menyeimbangkan diri, belum nahan berdiri satu kaki dengan posisi badan miring ke sana ke mari, bikin paha gemeteran nahan berat wehehehe.. Tapi seru banget. Jadi pengen ikutan fitness, cuma masih nimbang2 untung ruginya. Murah sih, tapi takut kalo sering lembur dan jadi jarang olahraga ya percuma juga. Mau yang murah meriah dengan lari sendiri ke Senayan tiap Minggu pagi juga udah ga pernah dijabanin lagi, ngantuk berat gara2 lembur hihi..

Mengenai Saya

Foto saya
Sedikit pendiam, perfeksionis, dan ingin menebar kebaikan buat orang sekitar